Teman2 relawan PMI ex Gempa DIY-Jateng 2006
Pantai Goa Cemara masih baru di telinga saya. Tujuh
tahun lalu, saat ikut serta dalam Operasi Tanggap Darurat (Emergency Response)
sampai awal proses rekonstrukti di tahun 2007, nama itu belum muncul. Mungkin
kalah gaung dibanding beberapa obyek wisata pantai yang sudah banyak dikenal publik
yakni Parangtritris, Samas, Parangkusumo dan Pandansimo. Di sela waktu
mengenang peristiwa tragis gempa bumi 6,9SR yang menelan korban meninggal dunia
lebih dari 5.000 orang serta kerusakan berbagai sumber kehidupan warganya, Kabupaten Bantul terus berbenah dan saya berkesempatan
merasakan perubahan itu.
Pantai ini terletak di antara Pantai Parangtritis dan
Samas. Luasnya sekitar 500m² dan masih
berpeluang dikembangkan. Yang khas dari pantai ini adalah suasana lingkungan
dihiasi sejumlah pohon cemara laut yang ditata rapi dan menimbulkan kesan
sejuk. Penataan ruang sangat berkarakter Jogja dengan bangunan berbentuk gazebo
atau joglo. Sebagian besar bangunan yang ada dibuat dari bahan dasar bambu.
Khususnya di bagian tiang dan dinding.
Nama Goa Cemara, dari cerita teman Bantul, berasal
dari keberadaan pohon-pohon cemara laut yang ditata secara terencana dan teratur
sehingga memberi kesan bahwa pertumbuhan dahan dan ranting pohon cemara akan
saling menjuntai seperti sebuah terowongan atau goa. Sebenarnya, pohon cemara
laut adalah pilihan untuk mendampingi pohon-pohon akasia yang sengaja ditanam
untuk kepentingan menahan abrasi dan upaya mitigasi (pencegahan potensi bencana
tsunami khususnya). Mengingat isu yang beredar saat terjadi gempa bumi 2006 lalu
adalah terjadinya tsunami.
Seperti umumnya pantai-pantai yang ada di sepanjang
bibir Samudera Hindia P. Jawa, Pantai Goa Cemara menyuguhkan pemandangan relatif
sama. Yakni gelombang yang saling berkejaran, bergulung-gulung menuju dan
menghentak pantai berpasir hitam atau kecoklatan. Kelebihan Pantai Goa Cemara
adalah kecermatan menata ruang. Ada ruang publik untuk beragam aktivitas seni
dan budaya yang berada di ujung jalan masuk. Akses jalan menuju pantai
ber-hotmix dan masih mulus. Meski tak lebar, masih memberi ruang bagi kendaraan
beroda empat saling berpapasan. Di sana juga terdapat pos penjaga pantai (SAR) dan
tanda-tanda peringatan serta petunjuk arah yang cukup memadai. Satu hal yang
perlu mendapat perhatian serius dari pengelola obyek wisata pantai ini adalah masalah
sampah. Baik yang berasal dari faktor alam (laut) maupun perilaku pengunjung. Secara
umum, obyek wisata pantai ini masih potensial berkembang dan jadi pilihan utama
dari beberapa obyek sejenis.
3 komentar:
Kalo Ke Yogya coba datang dan Berkunjung ke Desa Wisata Kawasan Pasar Perjuangan Srowolan/Sorowulan. Disana ada tiga lokasi outbound sekaligus yg berada dalam satu kawasan ( Banyu Sumilir Outbound Center - Karangasri Odventure Service - Shaba Outbound )
Post BY PASAR PERJUANGAN SROWOLAN / SOROWULAN
Nice blog
terimakasih infonya
salam kenal
mampir ke blog saya
ditunggu lho
:)
Terima kasih atas komentar dan informasinya.
Posting Komentar