11/07/13

Kampoeng Relawan: Jembatan Masa Depan Relawan PMI



Kampoeng Relawan memang hanya sebuah nama grup sosial media di Facebook.com dengan jumlah anggota sangat kecil. Grup yang semula bernama Reuni Relawan Gempa Bantul 2006 dimaksudkan untuk menjadi satu lingkungan semacam kampung di dunia nyata. Sebuah tempat yang mengedepankan adab sebagai filter sosial. Karena itu, proses interaktif warga diharapkan juga mengedepannya cara-cara beradab. Saling menghormati, gotong royong dan senantiasa bersikap positif. Dengan visi selalu ada yang lebih baik berarti bahwa segenap warga Kampoeng Relawan menyadari fitrah kemanusiaannya memiliki kekurangan dan berupaya memperbaiki serta menyempurnakan agar tetap mampu bermanfaat buat diri, lingkungan dan umat manusia pada umumnya.

Dalam banyak hal, relawan PMI tumbuh dan berkembang mengikuti dinamika kehidupan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Banyak hal positif yang selama ini kurang diketahui oleh masyarakat awam. Bahwa relawan PMI sesungguhnya merupakan pribadi-pribadi pilihan yang senantiasa bekerja dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan universal sebagaimana dilakukan oleh Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari peran dan tindakan Sang Pelopor, Sir Henry Dunant. Seorang warga negara Swiss yang juga pengusaha sukses tapi memiliki nurani kemanusiaan yang sangat tinggi. Perilaku mulia sang pelopor menjadi cermin utuh pola kehidupan yang ingin dihadirkan di Kampoeng Relawan. 

Memandu Stand Up Volunteer di TKN V 2013. 1
 Memandu Stand Up Volunteer di TKN V 2013. 2
Memandu Stand Up Volunteer di TKN V 2013. 3

Mencermati situasi terakhir di dalam organisasi PMI serta Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah berkaitan dengan adanya tantangan aktual terhadap nilai-nilai kemanusiaan sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah pemanasan global, konflik politik dan isu-isu terorisme serta berbagai masalah kemanusiaan lain yang kian rumit maka diperlukan penyikapan yang lebih arif dan berorientasi masa depan sebagaimana pernah dilakukan sang Pelopor di jamannya. Tantangan khusus bagi Relawan PMI adalah adanya RUU Kepalangmerahan (Lambang Perhimpunan Nasional) yang telah memasuki tahap akhir untuk menjadi UU. 

Semangat Relawan PMI menguatkan dukungan 1 Negara 1 Lambang buat PMI

Relawan PMI adalah ujung tombak semua aktivitas lapangan (operasional) PMI. Sementara itu, posisi strategis ini acapkali kurang disikapi sewajarnya oleh Pengurus Kabupaten/Kota yang akhir-akhir ini banyak diisi oleh para pejabat dan mantan pejabat daerah. Sehingga, potensi konflik internal kadangkala muncul akibat kesenjangan pengetahuan, pengalaman maupun orientasi antara kedua komponen utama organisasi PMI. Dengan seabreg kesibukan dan tanggung-jawab jabatan di dinasnya, banyak Pengurus PMI Kabupaten/Kota belum mendapatkan  orientasi kepalangmerahan secara layak dan mendasar. Sementara itu, staf yang cukup bekal tak mampu memberi pencerahan atas hal ini karena posisinya sebagai karyawan. 

Dalam menyikapi kondisi rumit ini, banyak relawan PMI yang cenderung bersikap konfrontatif terhadap pengurus maupun staf. Dari pengalaman pribadi mengawal beberapa gerakan relawan yang (sering) dianggap radikal ini serta adanya upaya intervensi politik ke dalam organisasi PMI, saya dan teman-teman yang telah berkecimpung di dalam organisasi kemanusiaan Palang Merah Indonesia rata-rata di atas (lebih dari) 20 tahun mengambil inisiatif untuk memanfaatkan media sosial Facebook, Twitter dan Blog sebagai wahana pencerahan serta penggalangan upaya meluruskan kembali jalan yang semestinya ditempuh PMI selaku Perhimpunan Nasional Palang Merah di Indonesia yang telah diakui oleh Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta Komite Internasional Palang Merah sebagai anggotanya. 

Banyak tantangan eksternal yang harus mampu dijawab dengan karya nyata kemanusiaan dalam organisasi PMI di seluruh lini. Khususnya di Kabupaten/Kota yang merupakan pusat sumber daya manusia utama relawan PMI. Hadirnya beragam LSM Kemanusiaan Internasional dan beragam badan keselamatan nasional yang dikelola swasta (masyarakat) yang sering kali bekerja sama dengan organisasi PMI untuk masalah-masalah khusus semisal operasi tanggap darurat bencana alam, program peningkatan kualitas sanitasi dan air bersih, serta berbagai program maupun proyek kerja sama lainnya tentu memerlukan kesiapan sumber daya manusia yang sesuai dengan kualitas sebanding. 

Kampoeng Relawan dengan visi : selalu ada yang lebih baik (would be better) dan misi : socio-preneurship (kewirausahaan sosial), entreprenurship (kewirausahaan) serta technopreneurship  (kewirausahaan berbasis teknologi) menyadari tantangan besar eksternal maupun internal PMI itu dan berupaya maksimal memberi kontribusi positif bagi PMI. Dengan jumlah relawan yang telah memasuki usia produktif dari jajaran Korps Suka Rela (KSR) maupun Tenaga Suka Rela (TSR) sekitar 3,5 juta orang, potensi besar ini perlu diorganisasi sumber-sumber dayanya. Tanpa sedikitpun keinginan mengambil alih peran organisasi PMI, Kampoeng Relawan justru ingin melakukan hal-hal produktif, konstruktif dan inovatif bagi keberadaan dan kemajuan PMI di masa depan. Semoga niat dan langkah ini dimudahkan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Amien.     

0 komentar:

Google Pagerank
totokaryantowirjosoemarto. Diberdayakan oleh Blogger.