26/03/13

OBSESI(KU) UNTUK PERAJIN ANYAMAN PANDAN DI KEBUMEN

OBSESI(KU) UNTUK PERAJIN ANYAMAN PANDAN DI KEBUMEN


Ketika kita diberi kemampuan tapi enggan melakukan mungkin karena kurang paham. Dengan informasi memadai, keengganan itu bisa berubah jadi motivasi. Apalagi bagi kemaslahatan. Menghadirkan papan nama atau petunjuk arah sebenarnya tidak harus mahal dan menunggu DPRD setuju. Juga menunda hal yang telah dijanjikan kepada banyak orang selalu akan berbuah kecewa, mungkin jadi patah arang.
Itulah yang saya tangkap dari pembicaraan dengan Ketua Cluster Anyaman Pandan, Bapak Sarno dan Bendahara, Ibu Ngatini di sela waktu saya bertamu ke Sentra Kerajinan Anyaman di desa Grenggeng beberapa minggu yang lalu. Nada kecewa nampak jelas dari mulut pak Sarno meski Bu Ngatini coba memaklumi. Yah..Bupati Kebumen pernah menjanjikan akan membangun rumah pamer dan bengkel kerja bagi para perajin di sekitar desa itu agar nampak ada kemajuan yang nyata.
Keadaan desa Grenggeng dan sekitarnya memang telah berubah karena usaha warganya dibanding dua dasawarsa sebelumnya. Di sebelah depan Balai desa ada satu bangunan artistik yang nampak tak terawat. Dulu jadi tempat berkumpul para perajin anyaman dalam wadah KUB Pandansari. Kini nama itu tak jelas statusnya. Konon masih ada, tapi tanpa aktivitas. Muncul nama lain : Cluster Anyaman Pandan. Apapun nama dan bentuk wadahnya, sebagian besar perajin di wilayah itu adalah para pejuang tangguh. Jika tidak, aktivitas kerajinan anyaman yang selama ini lebih banyak dinikmati nilai tambahanya oleh daerah lain : Tasikmalaya, DIY, Bali dsb tentu tinggal cerita. Selain kepedulian nyata dari berbagai pihak yang mampu secara politik, ekonomi maupun sosial/budaya, "mereka" adalah icon (tanda penting/utama) belum mampu menikmati keutamaannya secara wajar. Haruskah penantian yang begitu lama berujung kekecewaan ?

0 komentar:

Google Pagerank
totokaryantowirjosoemarto. Diberdayakan oleh Blogger.