Kami selaku
Dewan Juri Festival Teater Kebumen 2010, yang menyaksikan pertunjukan Kategori
Pelajar/SLTA sebanyak 13 grup dalam wilayah Kabupaten Kebumen dan kategori umum
sebanyak 7 grup dari lingkup wilayah Kedu dan Banyumas.
Selama 2 hari,
yakni tanggal 26 dan 27 Nopember 2010, kami menjadi saksi bahwa Alhamdulillah
ternyata Kebumen dan sekitarnya telah memiliki insan-insan pecinta teater, yang
bakal memberikan kontribusi dan manfaat bagi perkembangan seni pertunjukan.
Dalam peran
sebagai juri, sebaiknya disederhanakan menjadi pengamat yang mencoba menilai
secara global – dalam artian ini dasar pengamatan lebih besar porsinya pada
kualitas, bukan kuantitas. Kami tidak menjadikan angka sebagai patokan, karena
dalam kesenian angka dapat direlatifkan.
TEATER adalah
pertunjukan seni drama yang merupakan kerja kebersamaan berbagai unsur seni.
Teater adalah upacara bersama antara sesame pekerja teater dengan penontonnya
untuk saling menghargai, menghormati, memuliakan seni.
Mayoritas
peserta FTK 2010 masih lemah dalam mengolah pemeran, maupun menggarap suguhan
dan menyajikannya kepada penonton. Bahwa ada upaya dari pekerja seni teater
untuk menulis naskah sendiri – yang dilakukan oleh banyak pekerja seni di Indonesia
- merupakan kecenderungan
yang membahagiakan. Demikian juga semangat panitia FTK 2010 yang membuka
peluang bagi peserta untuk menggubah naskah dan menggarapnya sesuai kemampuannya.
Di sini salah
satu “masalah”-nya. Menulis gagasan, menuangkannya dalam bentuk naskah adalah
salah satu dari langkah seni pertunjukan dalam kerja teater modern (untuk
membedakannya dengan teater tradisional yang porsi improvisasinya besar). Langkah
berikutnya adalah menggarap dan menyajikannya dalam pentas.
Dalam suatu
tontonan manusia menjadi pelaku utama. Baik sebagai pemain yang perannya antara
lain: berlatih, menjalani proses kreatif, melakukan penjelajahan untuk mencari,
menemukan, mengumpulkan dan menyimpan berbagai pengalaman dan pengatahuan untuk
disimpan dalam “ file harddisk” jasmani rohani kita, sebagai manusia. Kita
umumnya menyebut dengan olah rasa, olah nafas, olah vokal, olah gerak dan
seterusnya.
Karena manusia
menjadi titik sentral maka manusia menjadi primadona dalam setiap pertunjukan,
baik sebagai pekerja teater maupun penonton. Art from Heart, seni yang diolah
sajikan dari hati bakal menggugah hari yang menyaksikan. Segala sesuatu yang
gembira, sedih, malu, marah, membetot, menteror, suka-duka, semua menjadi
atmosfir yang bersilaturahmi dalam ruang pertunjukan.
Dengan satu
kalimat yang radikal, kita dapat menyatakan bahwa tontonan yang layak tonton
bakal memberikan orgasme batin pada pekerja seni dan penontonnya. Sehingga berbagai
serbuan emosional yang meruap dapat meng”haru”kan: pedih yang meng”haru”kan,
marah, benci, kalut, senang, terbahak yang meng”haru”kan.
Tontonan yang
baik mampu mencuci jiwa pekerja teater dan penontonnya, karena merupakan suatu
pengembangan spiritual. Mengajak kita memasuki segala sesuatu yang sebelumnya
mungkin belum terasa, membawa dalam kehidupan yang menseimbangkan kerja keras
jasmani dengan perenungan rohani, memperoleh makna kehidupan.
1.
Penataan
artistic peserta no 3 (SMK Maarif 4 Kebumen) mampu menghadirkan suasana yang
menguatkan pertunjukan yang dibawanya. Minimalis tapi penuh. Spektakel yang
muncul baik dari personal actor maupun property panggung menyatu dalam garis
yang harmonis.
2.
Sosok
Lena dalam peserta no 5 (MAN Kutowinangun) ini mampu menghadirkan karakter yang
kuat untuk tokoh tersebut. Penjiwaan meski masih sederhana, sagat membantu
keseluruhan jalannya pertunjukan.
3.
Konsep
penyutradaraan dalam pertunjukan no 2 (SMAN Rowokele) terlihat konsisten dari
awal sampai akhir. Mempunyai tempo dan irama permainan yang sesuai dengan
dramatisasi pertunjukan. Kekuarannya adalah improvisasi dalam menafsirkan
naskah untuk menemukan sesuatu yang baru dan kontekstual.
4.
Menyajikan
sebuah pertunjukan teater, berarti menghadirkan secara keseluruhan pertunjukan
secara utuh dari tiap detail bagiannya. Kekurangan di satu bagian kecil – meski di sisi lain ad a
yang terlihat kuat – akan sangat mempengaruhi kesempurnaan dari pertunjukan
tersebut. Konsep dan interpretasi naskah, penggarapan actor, pemanfaatan
panggung, blocking yang sesuai kebutuhan, komposisi yang dinamis serta
irama/tempo yang mengalir wajar adalah syarat minimal bagimana penyajian mampu
dinikmati penonton dengan baik.
Ulasan
Untuk Kategori Umum:
1.
Dengan
penataan artistic no 3. (Komunitas Teater Jodo Purwokerto) mampu menghadirkan
suasana yang menjadi isi pertunjukan. Minimalis tapi masing-masing property
ditempatkan dengan serasi sesuai manfaat dan kebutuhannya. Sangat membantu
dramatisasi dari para actor di atas panggung.
2.
Aktor
dalam teater, minimal mampu menjadi kendaraan bagi pertunjukan. Dan actor harus
saling terkait dan membangun, tidak main untuk dirinya sendiri. Kekukatan yang
ada pada diri actor harus mempengaruhi dan menghadirkan kedinamisan seluruh
bagian pertunjukan dan actor lainnya.
3.
Konsep
yang digagas sutradara harus mampu menyampaikan muatan naskah pada penonton.
Perhatian dari tiap detil bagian pertunjukannya mampu terangkat sesuai
porsinya, atau tidak boleh njomplang.
4.
Penyajian
yang baik dari sebuah pertunjukan tidak harus riuh rendah dan penuh sesak di
atas panggung. Tetapi menempatkan dan member ruang yang sesuai serta penggunaan
media secukupnya dari interpretasi naskah akan terasa lebih baik. Setiap bagian
dihadirkan dengan alas an dan ide kuat untuk kesempurnaan pertunjukan tersebut.
Lebih baik minim tapi kental dari pada over tapi memecah focus.
PENGUMUMAN DAN PENETAPAN KEPUTUSAN DEWAN JURI
FESTIVAL TEATER KEBUMEN 2010
KATEGORI
PELAJAR:
a.
Penata Artistik Terbaik
|
:
|
No.
3 (SMK Maarif 4 Kebumen)
|
b.
Aktor/Aktris Terbaik
|
:
|
No.
5 (MAN Kutowinngun)
|
c.
Sutradara Terbaik
|
:
|
No.
2 (SMAN Rowokele)
|
d.
Penyaji Terbaik III
|
:
|
No.
8 (SMAN Klirong)
|
e.
Penyaji Terbaik II
|
:
|
No.
3 (SMK Maarif 4 Kebumen)
|
f.
Penyaji Terbaik I
|
:
|
No.
2 (SMAN Rowokele)
|
KATEGORI
UMUM :
a.
Penata Artistik Terbaik
|
:
|
No.
3 (Komunitas Teater Jodo Purwokerto)
|
b.
Aktor/Aktris Terbaik
|
:
|
No.
1 (Teater Surya UMP Purworejo)
|
c.
Sutradara Terbaik
|
:
|
No.
2 (Komunitas Teater Purworejo)
|
d.
Penyaji Terbaik III
|
:
|
No.
5 (Teater STTOLGTA Kebumen)
|
e.
Penyaji Terbaik II
|
:
|
No.
2 (Komunitas Teater Purworejo)
|
f.
Penyaji Terbaik I
|
:
|
No.
2 (Komunitas Teater Purworejo)
|
Catatan
Panitia:
Anggota
Dewan Juri Festival Teater Kebumen 2010:
1.
Uki
Bayu Sedjati (Komunitas Teater Bulungan Jakarta)
2.
Retno
Budiningsih (Taman Ismail Marzuki/ Perpustakaan HB Yassin Jakarta)
3.
Salim
Emde (Sanggar Sunan UIN/ Teater Jali Yogyakarta, pemenang Lomba Penulisan
Naskah Cerita Prov. DI Yogyakarta 2002).
4.
Ucok
Hasbie (Sanggar Ilir Yogyakarta/ FoPSeT Kebumen khusus untuk Kategori Pelajar).
DAFTAR PESERTA
FESTIVAL TEATER KEBUMEN 2010
1.
KATEGORI
PELAJAR SLTA SEDERAJAT:
MAN
GOMBONG
|
SMAN
ROWOKELE
|
SMK
MAARIF 4 KEBUMEN
|
SMK
BATIK SAKTI 1 KEBUMEN
|
MAN
KUTOWINANGUN
|
SMAN
2 KEBUMEN
|
SMK
NAWA BAKTI KEBUMEN
|
SMKN
2 KEBUMEN
|
SMAN
KLIRONG
|
MAN
2 KEBUMEN
|
MAN
1 KEBUMEN
|
SAKA
PANUWISATA KEBUMEN
|
SMKN
KARANGANYAR
|
0 komentar:
Posting Komentar